
Apakah Anda pernah merasakan ketidaknyamanan di perut saat makan atau setelah selesai makan? Bisa jadi Anda mengalami dispepsia. Kondisi ini cukup umum terjadi dan biasanya akan mereda dalam beberapa menit atau jam setelahnya. Nah, apa yang dimaksud dengan dispepsia dan bagaimana cara mencegahnya? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut ini.
Apa Itu Dispepsia? :
Dispepsia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan nyeri atau ketidaknyamanan pada bagian atas perut. Dengan kata lain, kondisi ini menandakan adanya gangguan dalam proses pencernaan.
Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi kondisi ini. Umumnya, dispepsia dipicu oleh gaya hidup, seperti:.
- Makan dengan porsi berlebihan atau terlalu cepat.
- Mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, minyak, atau pedas.
- Konsumsi kafein, alkohol, cokelat, atau minuman berkarbonasi secara berlebihan.
- Merokok.
- Stres dan kecemasan.
- Pemakaian obat-obatan tertentu, seperti penggunaan obat anti nyeri secara berlebihan.
Selain faktor gaya hidup, beberapa kondisi kesehatan tertentu juga dapat memicu dispepsia, seperti:
- Kehamilan.
- Diabetes.
- Irritable bowel syndrome (IBS).
- Batu empedu.
- Penyakit tiroid.
- Pankreatitis atau peradangan pankreas.
- Kanker lambung.
Gejala yang timbul akibat dispepsia beragam tergantung pada penyebabnya. Umumnya, gejala dispepsia yang dikarenakan kondisi kesehatan akan lebih sering muncul dibandingkan dispepsia akibat gaya hidup.
Dispepsia memiliki gejala khas yaitu nyeri perut atau ketidaknyamanan yang terjadi setelah makan. Di samping itu, gejala khas ini dapat diiringi oleh beberapa gejala lain, antara lain:
- Merasa kenyang atau kembung.
- Buang angin.
- Sendawa.
- Mual.
- Kenaikan asam lambung.
Gejala-gejala dispepsia ini bisa menjadi serius jika disertai oleh nyeri perut yang diikuti dengan kesulitan bernapas, penurunan berat badan yang tidak disengaja, disfagia (sulit menelan) progresif, muntah berulang atau berkepanjangan, dan perdarahan pada saluran cerna. Kondisi ini perlu segera ditangani oleh dokter karena merupakan tanda bahaya (alarm symptom).
Cara Mencegah Dispepsia
Dispepsia dapat mengurangi kualitas hidup akibat gejala yang muncul. Oleh karena itu, mengurangi risiko terjadinya dispepsia dengan langkah pencegahan sangat dianjurkan untuk menjaga kualitas hidup Anda.
Berikut beberapa cara untuk mencegah dispepsia:
1. Mengubah pola hidup sehat
Mengubah kebiasaan makan, seperti tidak makan berlebihan, tidak terburu-buru saat makan, dan mengatur jam makan malam. Hal ini disebabkan oleh waktu makan malam yang mendekati waktu tidur dapat meningkatkan asam lambung dan menyebabkan dispepsia. Selain itu, hindari makanan yang berpotensi memicu dispepsia, seperti yang tinggi lemak, pedas, minuman berkarbonasi, kafein, dan alkohol.
Pola makan sehat ini sebaiknya disertai dengan rutin berolahraga untuk menjaga berat badan ideal. Sebab, kelebihan berat badan dapat memberi tekanan pada perut dan mendorong lambung sehingga asam lambung naik ke esofagus dan memicu dispepsia.
2. Mengelola stres
Stres yang berkepanjangan bisa memicu produksi asam lambung yang berlebihan sehingga menyebabkan dispepsia. Dalam sebuah studi, orang yang mengalami stres mental atau fisik berisiko tinggi untuk terkena dispepsia.
Oleh karena itu, manajemen stres yang baik dapat mengurangi risiko dispepsia. Anda bisa mencoba beberapa cara untuk mengelola stres, seperti rutin berolahraga, meluangkan waktu untuk diri sendiri, berpikir positif, dan mengatur napas selama beberapa menit.