
Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) merupakan organisasi yang memegang peranan vital dalam ekosistem logistik nasional, khususnya di sektor kepelabuhanan. Sebagai wadah bagi perusahaan-perusahaan bongkar muat di Indonesia, APBMI berada di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan juga tercatat sebagai mitra strategis Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI). Keberadaan APBMI sangat esensial dalam memastikan kelancaran arus barang dan lalu lintas kapal di pelabuhan, serta berkontribusi signifikan terhadap efisiensi biaya logistik yang menjadi perhatian utama pemerintah.
Baca Juga: Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia: Pilar Utama Kemajuan Kuliner Nasional Dan UMKM
Peran Strategis APBMI Dalam Rantai Pasok Nasional
Sejarah mencatat bahwa APBMI telah lama menjadi bagian integral dari sistem logistik Indonesia. Organisasi ini menaungi berbagai perusahaan yang bergerak di bidang bongkar muat, sebuah kegiatan krusial dalam operasional pelabuhan. Bongkar muat mencakup proses pemindahan barang dari kapal ke dermaga atau sebaliknya, serta penumpukan barang di lapangan penumpukan sementara di area pelabuhan. Efisiensi dan profesionalisme dalam kegiatan ini sangat menentukan kecepatan perputaran barang dan pada akhirnya berdampak pada daya saing produk dan biaya logistik secara keseluruhan.
Mengingat pentingnya peran ini, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan secara aktif berdialog dengan APBMI. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam berbagai kesempatan, menekankan pentingnya pengelolaan bongkar muat pelabuhan secara profesional untuk menekan biaya logistik. Harapan besar ditumpukan kepada APBMI untuk terus berinovasi dan mencari solusi guna menciptakan sistem logistik yang lebih efisien dan kompetitif. Ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat, di mana pelabuhan berfungsi sebagai gerbang utama perdagangan dan perekonomian.
APBMI juga diharapkan dapat berkontribusi dalam penataan arus lalu lintas dan arus barang di pelabuhan agar tertib dan lancar. Profesionalisme dalam pelayanan bongkar muat adalah kunci untuk mengurangi waktu tunggu kapal (dwelling time) dan biaya-biaya terkait lainnya yang dapat membebani pelaku usaha. Oleh karena itu, APBMI memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan anggotanya menjalankan praktik terbaik dalam operasional mereka.
Struktur Organisasi Dan Kepemimpinan
APBMI memiliki struktur organisasi yang terpusat dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai pucuk pimpinan. Selain itu, terdapat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tersebar di berbagai provinsi dan kota di Indonesia, mencerminkan jangkauan operasional yang luas di seluruh pelabuhan utama. Kepengurusan DPP APBMI periode 2021-2026 telah dikukuhkan, dengan Capt. Supriyanto sebagai Ketua Umum. Beliau memimpin jajaran pengurus yang bertekad membawa APBMI menjadi organisasi yang lebih profesional dan berkontribusi nyata bagi perekonomian nasional.
Sebagai contoh, DPW APBMI Kalimantan Selatan telah dilantik, dengan harapan dapat memberikan dampak positif dan manfaat bagi masyarakat serta memajukan sektor pelabuhan di wilayah tersebut. Di tingkat Jakarta, DPW APBMI Jakarta periode 2022-2027 dinahkodai oleh Capt. Suwondo, menunjukkan komitmen terhadap kepemimpinan yang kompeten di tingkat regional. Keberadaan struktur organisasi yang kuat dan terorganisir ini memungkinkan APBMI untuk secara efektif mengkoordinasikan anggotanya, menyuarakan kepentingan bersama, dan berinteraksi dengan pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah, operator pelabuhan, dan asosiasi terkait.
Tantangan Dan Harapan ke Depan
Salah satu tantangan utama yang dihadapi APBMI adalah upaya terus-menerus untuk menekan biaya logistik. Biaya logistik yang tinggi di Indonesia telah menjadi sorotan dan dianggap menghambat daya saing. Dalam konteks ini, APBMI diharapkan dapat memberikan solusi konkret melalui efisiensi operasional, penggunaan teknologi, dan peningkatan profesionalisme. Rakernas APBMI Tahun 2023, misalnya, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, isu terkait klaim nama organisasi juga pernah mencuat, di mana Kody, salah satu tokoh di APBMI, menyayangkan adanya pihak lain yang mengklaim nama APBMI. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga integritas dan legitimasi organisasi di mata publik dan pemangku kepentingan.
Sebagai bagian dari ekosistem logistik, APBMI juga berinteraksi erat dengan operator pelabuhan seperti PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) TPK, yang merupakan salah satu mitra strategisnya. Kolaborasi yang baik antara APBMI dan operator pelabuhan sangat penting untuk menciptakan sinergi dalam peningkatan layanan dan efisiensi.
Di masa depan, APBMI diharapkan terus menjadi motor penggerak transformasi di sektor bongkar muat. Dengan fokus pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia, adopsi teknologi terkini, dan penerapan standar operasional yang tinggi, APBMI dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mewujudkan sistem logistik nasional yang efisien, berdaya saing, dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan. Keberadaan APBMI sebagai mitra strategis KADIN dan ABUPI, serta dialog yang intensif dengan pemerintah, menegaskan posisi krusialnya dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.