
Visi menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan bukanlah tanpa alasan. Kawasan ini dihuni oleh populasi yang besar dan didominasi oleh usia produktif, menawarkan pasar yang luas dan tenaga kerja yang dinamis. Dengan total populasi mencapai 660 juta jiwa, ASEAN telah menjelma menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia. Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2040, ASEAN akan menjadi ekonomi terbesar keempat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang konsisten dan ketahanan terhadap gejolak global. Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi ASEAN diperkirakan mencapai 4,5%, sebuah angka yang mengesankan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Certificate of Origin
Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN, memegang peran krusial dalam mendorong agenda ini. Indonesia secara konsisten menyerukan penguatan integrasi ekonomi dan daya saing kawasan. Komitmen Indonesia terlihat dari berbagai inisiatif dan kepemimpinan dalam mempromosikan kerja sama ekonomi, termasuk saat memegang Keketuaan ASEAN pada tahun 2023 dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Kepemimpinan ini menegaskan posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia yang strategis dan relevan.
Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Malaysia merupakan pilar penting dalam mewujudkan visi tersebut. Kedua negara berkolaborasi dalam berbagai sektor, mulai dari perdagangan, investasi, hingga pengembangan infrastruktur dan konektivitas. Salah satu platform kerja sama regional yang diperkuat adalah Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan ketiga negara. Melalui IMT-GT, Indonesia, Malaysia, dan Thailand berupaya meningkatkan daya saing ekonomi, mendorong investasi, dan menciptakan lapangan kerja.
Di tingkat ASEAN, kerja sama ekonomi mencakup berbagai inisiatif strategis. Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) pada tahun 1992 menjadi tonggak penting dalam menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif, memfasilitasi aliran barang, jasa, dan investasi antarnegara anggota. Selain itu, ada juga skema kerja sama seperti ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) yang mempromosikan liberalisasi perdagangan jasa, serta ASEAN Investment Area (AIA) yang bertujuan menarik dan memfasilitasi investasi di kawasan. Indonesia, misalnya, telah secara aktif terlibat dalam upaya peningkatan perdagangan intra-ASEAN, mendorong investasi, dan mempromosikan pariwisata di antara negara-negara anggota.
Peran Indonesia dalam kerja sama ekonomi ASEAN tidak hanya terbatas pada inisiatif regional. Indonesia juga aktif dalam kerja sama bilateral dengan negara-negara anggota lainnya, termasuk Vietnam. Kolaborasi antara Indonesia dan Vietnam, seperti yang ditunjukkan dalam pertemuan bilateral, juga bertujuan untuk mengedepankan sentralitas ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan. Ini menunjukkan bahwa upaya penguatan ekonomi kawasan adalah hasil dari sinergi berbagai hubungan bilateral yang solid.
Daya tarik ASEAN sebagai pusat pertumbuhan global juga didukung oleh posisi geostrategisnya yang strategis, menjadikannya penghubung penting dalam rantai pasok global dan pusat perdagangan serta investasi. Kawasan ini memiliki potensi besar untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, didukung oleh stabilitas politik dan ekonomi yang relatif terjaga, serta komitmen terhadap integrasi ekonomi.
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, negara-negara ASEAN terus berupaya meningkatkan konektivitas fisik dan digital, memfasilitasi pergerakan barang, jasa, dan orang. Peningkatan infrastruktur, pengembangan ekonomi digital, dan harmonisasi regulasi menjadi prioritas untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kondusif. Indonesia juga memimpin dalam pengembangan ekosistem ekonomi digital di kawasan, yang merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa kerja sama ekonomi regional dan bilateral adalah kunci untuk mencapai potensi penuh ASEAN. Melalui berbagai forum dan inisiatif, Indonesia terus mendorong terciptanya pasar tunggal dan basis produksi yang terintegrasi di ASEAN, yang akan meningkatkan daya saing kawasan di kancah global. Upaya ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi negara maju, di mana pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan menjadi prioritas utama.
Dengan fondasi yang kuat, didukung oleh komitmen bersama dari negara-negara anggota seperti Indonesia dan Malaysia, ASEAN berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan ambisinya sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi dunia. Kolaborasi yang erat, integrasi ekonomi yang lebih dalam, dan adaptasi terhadap tantangan global akan menjadi kunci keberhasilan dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih makmur bagi seluruh kawasan.